Jika pengguna meninggal, apa yang akan terjadi dengan akun media sosialnya? Jika Anda memiliki kegundahan hati dan kerap bertanya pertanyaan serupa, mengkin tulisan ini bisa membantu.
Baik Facebook, Twitter, dan Google+ miliki beberapa kebijakan masing-masing bilamana pemilik akun layanannya meninggal dunia. Kebijakan ini terkait dengan dua hal: properti dan privasi.
Lain Facebook lain pula Google+. Laman Google menulis bila pengguna telah meninggal dunia maka perwakilan almarhum mungkin bisa mendapatkan informasi almarhumah namun Google tak menjaminnya.
Mungkin Google tidak dengan mudah serta merta memberikan properti almarhum. Mengingat layanan ini memiliki begitu banyak produk: mulai email (Gmail), video (Youtube), jejaring sosial (Google+), foto (Picassa), bahan berkas (Google Drive), dan masih banyak lagi.
Lantas bagaimana dengan Twitter? Situs ini menjelaskan jika pengguna telah meninggal maka perwakilan akun almarhumah yang telah diverifikasi bisa meminta akun tersebut untuk dinonaktifkan.
Dari ketiga platform jejaring sosial di atas, terkesan ingin mematikan akun almarhumah setelah meninggal. Mengapa hal tersebut dilakukan? Setidaknya cerita dari Sarah Buhr bisa dijadikan acuan.
Sarah Buhr meninggal beberapa bulan yang lalu. Ia tinggal di San Francisco, Amerika Serikat. Sahabatnya, Tiffany, masih mendapati kabar berita Sarah Buhr di Facebook. Ia ingin memutuskan pertemanan (unfriend) sebab tak ingin terus menerus teringat sahabatnya yang telah tiada.
Jeremy Toeman pendiri Legacy Locker, sebuah perusahaan yang menyediakan wasiat untuk properti digital mengatakan jika fenomena tersebut umumnya disebut ‘hantu Facebook’. Pengguna terus mendapati kabar teman atau kerabatnya yang meninggal tatkala browsing di jejaring sosial popular tersebut.
Source
Baik Facebook, Twitter, dan Google+ miliki beberapa kebijakan masing-masing bilamana pemilik akun layanannya meninggal dunia. Kebijakan ini terkait dengan dua hal: properti dan privasi.
“Prosedur standar kami ketika menerima laporan bahwa seorang pengguna telah almarhum adalah membatasi privasi profil dan pencarian pada teman-temannya. Kami juga meminta anggota keluarga atau kerabat untuk menonaktifkan akun tersebut serta menghilangkan profil dan informasi terkait,” ujar salah satu juru bicara Facebook pada Mashable.
Lain Facebook lain pula Google+. Laman Google menulis bila pengguna telah meninggal dunia maka perwakilan almarhum mungkin bisa mendapatkan informasi almarhumah namun Google tak menjaminnya.
Mungkin Google tidak dengan mudah serta merta memberikan properti almarhum. Mengingat layanan ini memiliki begitu banyak produk: mulai email (Gmail), video (Youtube), jejaring sosial (Google+), foto (Picassa), bahan berkas (Google Drive), dan masih banyak lagi.
Lantas bagaimana dengan Twitter? Situs ini menjelaskan jika pengguna telah meninggal maka perwakilan akun almarhumah yang telah diverifikasi bisa meminta akun tersebut untuk dinonaktifkan.
Dari ketiga platform jejaring sosial di atas, terkesan ingin mematikan akun almarhumah setelah meninggal. Mengapa hal tersebut dilakukan? Setidaknya cerita dari Sarah Buhr bisa dijadikan acuan.
Sarah Buhr meninggal beberapa bulan yang lalu. Ia tinggal di San Francisco, Amerika Serikat. Sahabatnya, Tiffany, masih mendapati kabar berita Sarah Buhr di Facebook. Ia ingin memutuskan pertemanan (unfriend) sebab tak ingin terus menerus teringat sahabatnya yang telah tiada.
Jeremy Toeman pendiri Legacy Locker, sebuah perusahaan yang menyediakan wasiat untuk properti digital mengatakan jika fenomena tersebut umumnya disebut ‘hantu Facebook’. Pengguna terus mendapati kabar teman atau kerabatnya yang meninggal tatkala browsing di jejaring sosial popular tersebut.
Source
0 komentar on Setelah Meninggal, Apa yang akan Terjadi dengan Akun Media Sosial Anda? :
Post a Comment and Don't Spam!
*TERIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG. JIKA BERKENAN TINGGALKANLAH COMENTTAR TERBAIK ANDA DI BLOG INI.
*NO SPAM,NO SARA . Thank'S