Memata-matai bekas kekasih di media sosial, atau yang tren dengan istilah stalking ternyata memiliki resiko. Bagi Anda yang gemar stalking mantan di FB, harap mengurangi kegiatan tersebut. Sebab aktivitas ini memiliki bahaya khususnya soal pemulihan jiwa dan segi emosional.
Stalking sejatinya tak hanya terfokus pada mantan kekasih atau pasangan. Istilah ini kerap ditujukan pada seseorang yang sering memata-matai siapa saja di internet. Bisa teman, kerabat, orang yang baru dikenal, atupun perusahaan yang sedang mengincar karyawan bidikannya.
Khusus untuk stalking mantan di Facebook, aktivitas tersebut memiliki dampak negatif yang sangat berpengaruh pada perkembangan emosional. Sebuah riset yang dilakukan di Inggris mengemukakan data jika stalking akan menghambat proses pemulihan jiwa pasca putus cinta.
Tara C. Masrshall dari Universtas Brunei, seorang psikolog dalam studinya mengambil sample 464 responden. Mereka sebagian besar adalah wanita yang sedang menempuh studi di universitas. Studi ini menyoroti bagaimana sikap responden tatkala menggunakan Facebook dan aktivitas mereka setelah putus dari kekasih.
Hasilnya, responden yang sering stalking mantan di Facebook akan susah untuk move-on. Mereka memiliki tingkat stres lebih tinggi serta berfikiran negatif. Dan yang lebih parahnya lagi, rasa rindu terus menyerang dan kepribadian mereka cenderung lebih rendah.
Putus dari pasangan bukan berarti harus putus di Facebook. Tak perlu me-remove mantan dari daftar teman. Cara yang paling sederhana untuk melupakan mereka adalah dengan seminimal mungkin mengecek akun mantan. Sebab mengintip adalah kesenangan dan bukan perasaan.
Dikutip dari Wolipop, Selasa (25/09/12), apabila hubungan telah kandas maka tak perlu berlarut-larut tenggelam dalam kesedihan. Tak perlu juga muncul rasa cemburu dan dendam apalagi kesal yang kemudian dibawa ke media sosial (Facebook dan Twitter). Aktivitas ini selain tidak dewasa, justru merendahkan diri sendiri.
Stalking sejatinya tak hanya terfokus pada mantan kekasih atau pasangan. Istilah ini kerap ditujukan pada seseorang yang sering memata-matai siapa saja di internet. Bisa teman, kerabat, orang yang baru dikenal, atupun perusahaan yang sedang mengincar karyawan bidikannya.
Khusus untuk stalking mantan di Facebook, aktivitas tersebut memiliki dampak negatif yang sangat berpengaruh pada perkembangan emosional. Sebuah riset yang dilakukan di Inggris mengemukakan data jika stalking akan menghambat proses pemulihan jiwa pasca putus cinta.
Tara C. Masrshall dari Universtas Brunei, seorang psikolog dalam studinya mengambil sample 464 responden. Mereka sebagian besar adalah wanita yang sedang menempuh studi di universitas. Studi ini menyoroti bagaimana sikap responden tatkala menggunakan Facebook dan aktivitas mereka setelah putus dari kekasih.
Hasilnya, responden yang sering stalking mantan di Facebook akan susah untuk move-on. Mereka memiliki tingkat stres lebih tinggi serta berfikiran negatif. Dan yang lebih parahnya lagi, rasa rindu terus menyerang dan kepribadian mereka cenderung lebih rendah.
Putus dari pasangan bukan berarti harus putus di Facebook. Tak perlu me-remove mantan dari daftar teman. Cara yang paling sederhana untuk melupakan mereka adalah dengan seminimal mungkin mengecek akun mantan. Sebab mengintip adalah kesenangan dan bukan perasaan.
Dikutip dari Wolipop, Selasa (25/09/12), apabila hubungan telah kandas maka tak perlu berlarut-larut tenggelam dalam kesedihan. Tak perlu juga muncul rasa cemburu dan dendam apalagi kesal yang kemudian dibawa ke media sosial (Facebook dan Twitter). Aktivitas ini selain tidak dewasa, justru merendahkan diri sendiri.
0 komentar on Gemar Stalking FB Mantan, Inilah Bahayanya :
Post a Comment and Don't Spam!
*TERIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG. JIKA BERKENAN TINGGALKANLAH COMENTTAR TERBAIK ANDA DI BLOG INI.
*NO SPAM,NO SARA . Thank'S